Setelah beberapa klub Indonesia Super League 'dikloning' PSSI, kini giliran pengurus tingkat provinsi (pengprov) yang digembosi.
Sembilan pengprov diklaim telah dibekukan oleh PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin pada Senin (30/1) karena dinilai mengganggu keharmonisan dengan PSSI pusat.
Kesembilan pengprov itu ialah Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, DIY Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Lampung dan Bengkulu.
PSSI pun segera menunjuk caretaker alias pengurus sementara menggantikan ketua yang saat ini menjabat.
"Ini merupakan sinyal jelas bahwa PSSI membudidayakan dualisme hingga tingkat daerah demi membentuk peserta baru di Kongres Tahunan mendatang," tegas Ketua Pengprov Jatim La Nyalla Mattalitti kepada Media Indonesia, Senin (30/1).
La Nyalla menambahkan dirinya malah menduga pembekuan ini hanyalah langkah awal untuk mengebiri 15 pengprov lainnya yang menyatakan dukungan ke Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia dan datang di pra kongres KPSI (21/1) lalu di Jakarta.
Meskipun demikian, lanjutnya, pembekuan ini tak akan digubris oleh pengprov anggota PSSI. Mereka pun menyatakan tetap bakal datang di Kongres Tahunan PSSI 18 Maret 2012 mendatang karena masih berstatus anggota sah PSSI yang terdaftar di Kongres Bali dan Kongres Luar Biasa Solo Juni 2011 lalu.
Hal senada diungkapkan Ketua Pengprov DKI Jakarta Hardi yang juga menyatakan keputusan ini cacat hukum. Berdasarkan Statuta PSSI pasal 38, pembekuan pengprov harus didasarkan atas mosi tidak percaya dari para anggota pengprov yang disahkan oleh 2/3 anggota exco atau delapan dari 11 orang.
"Saya justru baru tahu bahwa pengprov DKI dipecat. Selama ini tidak pernah ada mosi tidak percaya kepada saya sehingga saya tidak akan menggubris keputusan PSSI yang cacat hukum ini," tukas Hardi. (HA/OL-9)