MEDAN - Kisruh dualisme kompetisi sepakbola nasional merupakan imbas dari kekecewaan atas pelanggaran PSSI yang dinahkodai Djohar Arifin Husin atas statuta PSSI.
Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) kukuh untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) yang bertujuan menempatkan alur kebijakan PSSI berikut pengurusnya pada rel statuta tersebut. Ketiadaan titik temu dalam wujud rekonsiliasi dua kubu mengharuskan KPSI menempuh solusi tersebut. Demikian mencuat dalam diskusi Tribun dengan Benny Tomasoa, anggota KPSI di kantor Tribun, Jumat (3/2).
Bento, sapaan akrabnya mengatakan KPSI menggelar kongres PSSI-KPSI selama tiga hari (4-6 Februari) di Hotel Sahid, Jakarta. Tiga agenda yang diusung yakni Pembentukan dan Penetapan Komite Pemilihan, Pembentukan dan Penetapan Komite Banding Pemilihan dan Electoral Code. "PSSI tetap diundang dalam acara ini. Mereka mau hadir atau tidak. Itu urusan belakang. Sebab pertemuan ini juga sudah mendapat persetujuan dari FIFA/AFC," ujarnya.
452 klub/ pengprov PSSI awalnya bergabung dengan KPSI di Hotel Pullman, Jakarta (18/12/2011) lalu. Dalam pertemuan selanjutnya bertambah menjadi 541 klub Pengprov dalam pertemuan lanjutan di Swissbell Hotel, Jakarta (21/1). "PSMS Medan salah satu klub yang berpandangan serupa bahwa PSSI saat ini telah melanggar statuta. Kami tetap komit di KPSI untuk mendesak KLB," tegas mantan Manajer PSMS Medan ISL ini.
Bento menyebutkan ada beberapa hal fundamental yang dilanggar PSSI. Pertama, restrukrisasi format peserta kompetisi. Kedua, pemutihan hukuman bagi dua klub; Persema Malang dan Persibo Bojonegoro yang sebelumnya menyeberang ke kompetisi illegal Liga Primer Indonesia (LPI) musim 2010/2011. Ketiga, Restrukturisasi PT Liga Indonesia ke PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
"Masih ada banyak kebijakan PSSI yang melabrak statuta dan hasil Kongres di Bali. Pemecatan empat anggota Exco PSSI, pelarangan pemain-pemain ISL untuk bergabung di Timnas dan banyak lagi. Padahal untuk mengubah kesemuanya harus melalui mekanisme kongres," tuturnya.
Apakah masih mungkin untuk rekonsiliasi? " KPSI sudah bulat untuk menggelar KLB. Ibarat di pengadilan agama tidak lagi dimungkinkan untuk rujuk. Atas pelanggaran-pelanggaran tersebut KPSI mengajukan mosi tidak percaya pada kepengurusan PSSI," katanya.
KPSI, kata Bento sudah mengajukan hasil rapat perdana di Hotel Pullman. Namun, PSSI menolak untuk menerima berkas-berkas tersebut. Kendati demikian ia mengklaim pihakny atak ragu untuk melangkah sebab sudah mendapat persetujuan dengan FIFA/AFC. "Kami teresu berkoordinasi dengan FIFA dan AFC. Tidak ada masalah karena mereka menganggap KPSI sebagai representasi klub-klub dan pengprov. 26 Maret KLB pasti digelar di Surabaya," tandasnya.